Sabtu, 27 Oktober 2018

Mencari Jodoh yang Berkah

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.. alhamdulillahirabbil'alamin dan semoga shalawat dan salam selalu terlimpah pada Rasulullah Muhammad SAW.. saya menulis ini semata2 dengan niatan semangat ingin berbagi bukan merasa paling benar atau menyombongkan diri. Semoga ada hikmah kebaikan2 di dalamnya yg dapat dijadikan pelajaran.

Pada dasarnya setiap makhluk hidup memiliki fase bertumbuh lalu berkembang. Sama halnya dengan manusia dari semenjak dilahirkan akan mengalami fase pertumbuhan fisiknya kemudian perkembangan kematangan aspek seksualnya (baik berpengaruh fisik maupun mental).

Ketika seseorang telah mengalami perkembangan atau kematangan maka akan mulai adanya rasa suka dengan lawan jenis. Hal ini tentunya tidak dapat ditahan-tahan karena sudah secara alamiah terjadi. Jika sudah mampu maka menikah adalah jawabannya. (Cukup mampu aja jangan ditambah2 mapan atau kemewahan lainnya). Kesiapan untuk menikah tidak ada patokannya, biasanya klo sudah berani dan mampu bertanggung jawab terhadap pasangan, siap menerima baik buruk pasangan dan khawatir terjerumus dosa zina namun ada dorongan untuk melampiaskan nafsu biologis itu sudah tanda-tanda siap menikah.

Sebelum akan menuju pernikahan tentunya tahapan awal yang akan dilalui adalah memilih jodoh. Karena menikah adalah suatu tahapan besar dalam hidup kita yang akan berpengaruh bagi peradaban manusia ke keturunannya dan harapannya akan dilalui sampai akhir hayat, maka proses memilih jodoh ini juga harus dilakukan dengan baik dan benar. Misalnya meskipun kita sudah suka sama suka dengan lawan jenis tapi apakah yakin itu yang terbaik bagi kita, apakah yakin benar2 akan berjodoh dengannya. Hanya Allah lah yang paling tahu, maka jangan sampai melampaui batas.

Karena ikhtiar mencari jodoh juga diniatkan ibadah maka harus diikhtiarkan keberkahannya, kemuliaan prosesnya. Misalnya ada orang yg pacaran (klo kata kawan saya "pacaran itu adalah aktivitas bukan status") dan yang lainnya menjalani nadzor. Keduanya tujuannya sama2 ingin kenal, ingin mengetahui seluk beluk calon pasangan masing2 tapi yang berbeda adalah keberkahannya, kemuliaan prosesnya.

Kata sahabat saya yg sepertinya mengutip dr hadits "perbuatan dosa itu cirinya rasa tidak tentram/gundah dan khawatir diketahui orang lain". Klo orang pacaran kan biasanya ada perasaan gundah-galau dan juga takut ketemu orang lain yang kenal (atau klo ndk ada malu atau msh belum paham yaa malah diumumkan) sedangkan proses nadzor adalah pertemuan yang terkontrol oleh mahram atau guru ngaji atau teman dekat pihak wanita yang tidak disebarluaskan untuk menjaga kemuliaan prosesnya.

Berikut ini tahapan-tahapan mencari jodoh yang berkah menurut pengalaman pribadi saya. (Terus bagaimana kita tahu kalau prosesnya itu ada keberkahan di dalamnya.. jawabannya kalau sudah sesuai tuntunan sunnah Rasulullah SAW dan Sahabat lalu prosesnya mudah dan lancar, insyaAllah ada keberkahan di dalamnya, ada ketentraman dalam hati karena inysaAllah Allah yang memudahkan jalan kebaikan)

1. Niatkan ibadah untuk menuju pernikahan.
jangan salah niat mencari jodoh untuk dipilih2 terus, diseleksi-seleksi terus sampai2 malah pacaran tapi alasan nunda2 nikah. Tidak ada ketaatan dalam kemaksiatan, begitu juga tidak boleh bermaksiat delam proses ketaatan dalam ibadah.
Kenapa prosesnya harus dijaga keberkahan dan kemuliaannya, kalau saya sih agar kelak anak2 kita juga dapat mengambil contoh dg panutan yg nyata pada kedua org tuanya. Alasan utamannya adalah niat karena Allah.

2. Tetapkan kriteria dulu bukan orangnya dulu.
Misalnya antum sukanya atau nyamannya dengan yang sholih/shalihah (shalat tepat waktu, baca Alquran tartil dan istiqomah, hafalan Alquran terjaga ditambah hadist), wajah enak dipandang, suara lemah lembut tidak keras, bisa masak, sdh bekerja dan lain lain..
Setelah itu berkontemplasilah memahami diri sendiri kemudian harus sadar diri. Yang baik akan memilih yang baik juga. Maka sambil cari juga tetap memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri.

3. Cari/incar yang sudah dikenal dg baik dan terjaga.
Jika kita sdh punya kriteria barulah mencari targetnya. Hal ini supaya kita tidak terpaku oleh orangnya, apalagi sampai2 maunya pokoknya sama si anu, gk mau sama yg lain. Jangan membatasi rezeki diri sendiri.
Naahh, seandainya klo kita sudah kenal orangnya yg memiliki kriteria yg kita idamkan, kita lebih mudah mantap melanjutkan prosesnya. Apalagi sudah kenal dengan orang tuanya, keluarganya. Tapi klo orgnya tidak mau / tidak berkenan yaa sudah jgn memaksa.

4. Jika belum kenal atau belum ada incaran, maka ajukan proposal perkenalan atau proposal ta'aruf.
Proposal ta'aruf berisi biodata pribadi yang diperlukan. Titipkan ke orang yang dipercaya, misalnya orang tua, kakak, paman, guru ngaji, sahabat dekat.
Saya dulu minta dikenalkan teman kos saya, siapa tahu ada temannya yg sdh siap nikah dan sedang cari jodoh.

5. Pilih karena agamanya, baru aspek lainnya.
Berdasarkan hadits yg dilihat adalah kecantikan, harta, keturunan dan agama. Maka utamakan agama karena aspek lainnya itu hanya aspek duniawi saja (meskipun perlu diperhatikan juga). Kecantikan akan berubah seiring waktu, harta tidak dibawa mati (kecuali diamalkan), keturunan pun tidak menjamin mewariskan ketaatan ibadah.
Klo saya dulu sih saya sederhanakan kriteria saya, yang penting ibadahnya baik dan menyenangkan jika dilihat (sikap dan paras wajanya), cukup, selebihnya bonus. Makin sederhana kriteria dlm memilih maka makin mudah, insyaAllah.

6. Nadzor, saling bertemu, melihat dan bertanya.
Proses ini dilalui jika sebelumnya tidak saling kenal, hanya tau dari tukar biodata ta'aruf. Maka untuk semakin meyakinkan/memantapkan diri harus bertemu. Tanyakan sudah siap menikah apa blm, sdh mendapat ijin dr org tua apa blm, klo sdh menikah mau tinggal dmn, mau bekerja seperti apa, ibadah sunnah yg sering dilakukan apa, coba baca Alquran gmn bacaannya, hobi yg disukai apa, dll..
Tapi klo sdh saling kenal bisa langsung aja ke rumah org tua/wali si akhwat bilang mau silaturahim tujuannya mau mengkhitbah/melamar anaknya atau si akhwatnya. Klo gak tau alamat rmhnya yaa tanya aja sm akhwatnya langsung. Klo gk dikasih yaa berarti antum ditolak. Cari yg lain.
Tujuan nadzor adalah mendapatkan kemantapan hati, sesuai hadist Nabi SAW. Jadi harus mantap lanjut atau mantap selesai.

7. Istikhoroh.
Lakukan shalat sunnah istikhoroh untuk memantapkan melangkah baik itu lanjut prosesnya atau selesai prosesnya (bukan untuk dapat wangsit yaa, misalnya mimpi dan semacamnya). Shalat ini bisa dilakukan beberapa kali supaya benar2 yakin mengambil keputusan. Jawaban istikhoroh adalah kemudahan atau kelancaran prosesnya yg dihajatkan.. klo prosesnya mudah atau lancar maka insyaAllah Allah yg memudahkan menunjukkan jalannya..
Baca dan hayati doa istikhoroh (cari aja sendiri di gugel).

8. Khitbah/lamaran.
Setelah yakin mantap maka segera lamar. Klo bisa dicapai yaa didatangi klo jauuuhh buanget yaa pakai telepon.
Saya dulu melamar dari Surabaya ke Medan cuman berdua dengan ditemani Ayah saya.
Ini sih isi acaranya tergantung kesepakatan dan tradisi. Tapi tetap diperhatikan tuntunan sunnah Rasul SAW dan bagaimana contoh para Sahabat.
Yang paling penting ada pernyataan melamar dan ada jawaban dari lamaran maka itu sah.
Jangan lupa ketika khitbah, langsung tentukan kapan tanggal pernikahan, supaya tidak tertunda2.
Sebenarnya sih baiknya ndk perlu ada foto2 berdua segala pamer cincin gt, karena masih lamaran tidak mengubah status haramnya mengumbar syahwat pada yg buka haknya. Bahkan ndk perlu tuker cincin juga (tp klo punya harta berlebih yaa monggo aja yg penting ikhlas). Allah yg membolak balik hati manusia.. belum tentu jg lanjut ke pelaminan oleh karena itu bersikap wajar saja itu sdh yg terbaik.

Yang terakhir, org pacaran dan orang yg melalui ta'aruf sama2 bisa menuju ke pernikahan, yang membedakan adalah keberkahan dan kemuliaan prosesnya. Apa Anda rela anak perempuan Anda diajak pacaran yg kita tidak tau dia diapa2in oleh pacarnya?..

Okee, cukup sekian dulu. Untuk proses nikahnya lain waktu yaa.. jadi buku ntr klo saya tulis semuanya.. ahaha..
Itu berdasarkan pengalaman saya dan sependek pengetahuan saya, jadi klo masih ada salah dan kurangnya yaa wajar, mohon dimaklumi..
Wallahua'alambishowab..

(Aditya Rahman Ernanto, Oktober 2018)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar