Bismillahirahmanirrahiim, segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan segala
nikmat-Nya kepada kita dan shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Rasulullah
SAW dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Tulisan ini dibuat sebagai salah satu bentuk
rasa syukur saya kepada Allah atas segala nikmat-Nya, juga semata-mata sebagai aktualisasi
semangat ingin berbagi untuk kawan pembaca sekalian dan semoga ada hikmah/manfaatnya. Meskipun sebenarnya agak kadaluarsa tulisannya hehehee, mungkin ada perbedaan jaman saya dulu mendaftar beasiswa dengan sekarang.
Saya ingin berbagi cerita tentang pendaftaran Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) dari
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang dikelola oleh Kementerian Keuangan.
Akhir tahun 2012 ketika saya lulus kuliah, informasi beasiswa LPDP sudah mulai
beredar. Selepas kuliah saya tidak langsung mendaftar beasiswa ini namun memilih bekerja
untuk belajar hidup secara mandiri selama 2 tahun. Sebelum membulatkan niat untuk mendaftar
beasiswa LPDP yang saya lakukan pertama kali yaitu berusaha berkontemplasi/merenung untuk
mengenal diri sendiri. Apa yang saya inginkan, apa kelebihan dan potensi saya, apa kekurangan
saya, apa motivasi saya untuk kembali kuliah lanjut, apa yang ingin saya lakukan selama studi
lanjut, apa yang ingin saya capai setelah studi lanjut, apakah dengan studi lanjut saya dapat
mencapai puncak karir tertinggi yang sesuai dengan saya. Proses ini memerlukan waktu yang
tidak sedikit, sembari saya berdiskusi dengan teman-teman dan keluarga saya.
Setelah merenung dan melalui semua yang saya alami saat itu, pada akhirnya saya
berhasil menemukannya. Saya ingin memilih bidang di mana saya dapat menikmatinya seperti
menikmati hobi favorit saya tanpa merasa bosan. Saya ingin memilih bidang di mana saya dapat
mengaktualisasikan diri dan berkembang sampai akhirnya berada di puncak dengan karya dan
kontribusi. Saya ingin melakukan lebih banyak, menjalani lebih banyak dan bermanfaat lebih
banyak di bidang yang saya pilih tersebut.
Setelah menemukan jawaban semua itu kemudian barulah saya menetapkan tekad untuk
mendapatkan beasiswa dari LPDP. Secara umum tahapan yang saya lakukan yaitu persiapan,
eksekusi, dan evaluasi. Persiapan yang saya lakukan yaitu mencari informasi sebanyakbanyaknya
tentang beasiswa LPDP misalnya sumber dananya dari mana, visi misi LPDP, segala
persyaratan pendaftaran, cakupan biaya yang ditanggung selama studi dan lain sebagainnya.
Namun di sini saya tidak akan menjelaskan secara detail mengenai hal di atas.
Persyaratan secara umum yaitu berkewarganegaraan Indonesia, telah lulus dari program
sarjana atau magister, berkarakter kepemimpinan, profesional, nasionalisme, dan lain-lain,
mendapatkan izin dari atasan (bagi yang sedang bekerja), surat keterangan sehat, memiliki
bidang keilmuan sesuai dengan sasaran LPDP, menulis esai “Kontribusiku Bagi Indonesia:
kontribusi yang telah, sedang dan akan saya lakukan untuk masyarakat / lembaga / instansi /
profesi komunitas saya” dan “Sukses Terbesar dalam Hidupku”, membuat surat kelakuan baik
(SKCK), IPK diatas 3,00 (skala 4) bagi yang belum memiliki LoA, TOEF ITP>500 atau IELTS
6,0 (magister), TOEFL ITP>550 atau IETLS 6,5 (doktor), membuat proposal rencana penelitian
dan studi, bersedia menandatangani surat pernyataan yang menyatakan (1) bersedia kembali ke
Indonesia setelah selesai studi, (2) tidak sedang/akan menerima beasiswa dari sumber lain (3)
tidak terlibat tindakan melanggar hukum (4) tidak pernah terlibat tindakan melanggar kode etik
akademik (5) mengabdi kepada bangsa Indonesia (6) setia kepda NKRI (7) sanggup memenuhi
ketentuan beasiswa yang ditetapkan (8) menyampaikan data dan dokumen dengan benar.
Setelah mengetahui informasi persyaratan pendaftaran dengan lengkap, saya mulai
mempersiapkan satu-persatu persyaratan yang diperlukan. Saya mulai dengan persiapan TOEFL.
Untuk mendapatkan score TOEFL yang sesuai harapan saya mengikuti program kursus Bahasa
Inggris selama 3 bulan, dan alhamdulillah berhasil mencapai terget. Persiapan selanjutnya yaitu
menulis esai. Saya mulai menulis esai ketika dalam masa kursus bahasa Inggris, jadi disela-sela
waktu senggang kursus saya menulis dan sekalian belajar menulis dengan Bahasa Inggris. Esai
yang ditulis merupakan refleksi hasil perjalanan hidup saya selama ini, misalnya saya
menuliskan apa yang telah saya lakukan, apa yang sedang saya lakukan sekarang dalam waktu
dekat ini dan apa yang ingin saya lakukan kedepan dalam jangka waktu lama. Sedikit tips : (1)
tuliskan sesuatu yang realistis dan feasible sesuai dengan diri anda dan kondisi
lingkungan/negara anda, (2) tuliskan sesuatu yang “kekinian” untuk dipelajari dan memiliki nilai
penting untuk sekarang dan masa depan, (3) lakukan koreksi silang dengan orang lain, mungkin
saja ada yang kurang dan dapat diperbaiki. Selanjutnya adalah mengurus SKCK dan surat
keterangan sehat dari rumah sakit atau puskesmas pemerintah, saya rasa ini biasa saja hanya
jangan terlalu mendadak karena mengurusnya butuh waktu juga.
Setelah beberapa persyaratan penting sudah diselesaikan, saya mulai melakukan daftar
online dengan membuat account pada website LPDP. Isilah semua data yang dibutuhkan dan
juga unggah file sesuai dengan formatnya. File yang diunggah diantaranya (yang saya ingat) :
ijazah, transkrip nilai, score TOEFL, KTP, Surat rekomendasi, Surat ijin belajar (bagi yang
sedang bekerja), LoA (bagi yang sudah memiliki), rencana studi, surat pernyataan, skor
TPA/GRE dan 3 esai sebelumnya. Setelah pendaftaran online dan mengunggah berkas selesai
maka kita tinggal menunggu hasil seleksi administratif kurang lebih sekitar 1 bulan.
Tahap selanjutnya adalah eksekusi yaitu tahap wawancara dan Leaderless Group
Discussion (LGD). Setelah pengumuman seleksi administrasi keluar maka beberapa hari
kemudian akan dikirimkan jadwal seleksi wawancara. Dalam satu wilayah (misalnya saya di
Surabaya), seleksi wawancara dan LGD dilakukan selama 3 hari, jadi kita melihat nama kita ada
di hari keberapa. Hari pertama biasanya dilakukan verifikasi data dan absensi.
Seleksi wawancara yaitu seleksi kandidat penerima beasiswa dengan menjawab
pertanyaan dari 3 interviewers (2 dosen dan 1 psikolog). Intinya adalah bagaimana kita membuat
para interviewers yakin bahwa kita adalah kandidat yang layak dan kompeten di bidang yang
akan kita tuju. Untuk mempersiapkan seleksi wawancara yang saya lakukan yaitu latihan
wawancara baik dengan Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris.
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari 2 dosen seingat saya yaitu :
- Jelaskan tentang studi plan (dalam Bahasa Inggris)
- Ingin meneliti tentang apa? Kenapa tertarik meneliti hal tersebut?
- Kenapa memilih kuliah di UGM?
- Jelaskan tahapan penelitian yang akan dilakukan!
- Diskusi mengenai apa yang akan dihasilkan dalam penelitian tersebut
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari psikolog seingat saya yaitu:
- Apa rencana hidup ke depan setelah lulus?
- Kapan akan menikah?
- Ingin berkarir sebagai apa? Alasannya?
- Apa kelebihan dan kekurangan?
Sedangkan untuk LGD yang saya persiapkan yaitu membaca topik-topik populer saat itu
dan beberapa bulan ke belakang. Dalam satu wilayah seleksi akan dibentuk beberapa kelompok
yang terdiri dari 8-10 orang untuk menjadi satu kelompok LGD. Setiap kelompok LGD akan
diberikan sebuah topik yang akan dibahas selama 20 menit baik itu untuk memberikan
pandangan, saran, ataupun solusi konkrit yang dapat diterapkan. Dalam ruangan LGD akan
dijaga oleh 2 orang psikolog yang akan menilai jalannya diskusi. Prinsipnya berbicara efektif,
realistis dan feasible, jangan terlalu mendominasi ataupun terlalu pasif. Ketika itu Alhamdulillah
semua orang yang berada dalam kelompok saya diterima sebagai Awardee.
Setelah tahap eksekusi selanjutnya adalah tahap evaluasi diri. Karena saya sudah
memantapkan hati untuk keluar kerja dan ingin melanjutkan kuliah maka yang saya lakukan
yaitu tetap mancari informasi beasiswa lainnya yang masih terbuka, saat itu yang tersedia yaitu
beasiswa dari Australia AAS (Australia Award Scholarship) dan beasiswa dari Belanda. Satu hal
yang saya ingat saat itu ialah saya lebih banyak berdoa dan berharap jika memang Allah
mengijinkan saya berhasil maka saya ingin memanfaatkan kesempatan mendapat beasiswa
tersebut dengan sebaik-baiknya sebagai jalan menuju karir saya selanjutnya, dan jika saya gagal
saya yakin Allah tetap bersama saya dengan kesuksesan di jalan yang lain. Di manapun dan
kapanpun do the best for Allah.
nikmat-Nya kepada kita dan shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Rasulullah
SAW dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Tulisan ini dibuat sebagai salah satu bentuk
rasa syukur saya kepada Allah atas segala nikmat-Nya, juga semata-mata sebagai aktualisasi
semangat ingin berbagi untuk kawan pembaca sekalian dan semoga ada hikmah/manfaatnya. Meskipun sebenarnya agak kadaluarsa tulisannya hehehee, mungkin ada perbedaan jaman saya dulu mendaftar beasiswa dengan sekarang.
Saya ingin berbagi cerita tentang pendaftaran Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) dari
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang dikelola oleh Kementerian Keuangan.
Akhir tahun 2012 ketika saya lulus kuliah, informasi beasiswa LPDP sudah mulai
beredar. Selepas kuliah saya tidak langsung mendaftar beasiswa ini namun memilih bekerja
untuk belajar hidup secara mandiri selama 2 tahun. Sebelum membulatkan niat untuk mendaftar
beasiswa LPDP yang saya lakukan pertama kali yaitu berusaha berkontemplasi/merenung untuk
mengenal diri sendiri. Apa yang saya inginkan, apa kelebihan dan potensi saya, apa kekurangan
saya, apa motivasi saya untuk kembali kuliah lanjut, apa yang ingin saya lakukan selama studi
lanjut, apa yang ingin saya capai setelah studi lanjut, apakah dengan studi lanjut saya dapat
mencapai puncak karir tertinggi yang sesuai dengan saya. Proses ini memerlukan waktu yang
tidak sedikit, sembari saya berdiskusi dengan teman-teman dan keluarga saya.
Setelah merenung dan melalui semua yang saya alami saat itu, pada akhirnya saya
berhasil menemukannya. Saya ingin memilih bidang di mana saya dapat menikmatinya seperti
menikmati hobi favorit saya tanpa merasa bosan. Saya ingin memilih bidang di mana saya dapat
mengaktualisasikan diri dan berkembang sampai akhirnya berada di puncak dengan karya dan
kontribusi. Saya ingin melakukan lebih banyak, menjalani lebih banyak dan bermanfaat lebih
banyak di bidang yang saya pilih tersebut.
Setelah menemukan jawaban semua itu kemudian barulah saya menetapkan tekad untuk
mendapatkan beasiswa dari LPDP. Secara umum tahapan yang saya lakukan yaitu persiapan,
eksekusi, dan evaluasi. Persiapan yang saya lakukan yaitu mencari informasi sebanyakbanyaknya
tentang beasiswa LPDP misalnya sumber dananya dari mana, visi misi LPDP, segala
persyaratan pendaftaran, cakupan biaya yang ditanggung selama studi dan lain sebagainnya.
Namun di sini saya tidak akan menjelaskan secara detail mengenai hal di atas.
Persyaratan secara umum yaitu berkewarganegaraan Indonesia, telah lulus dari program
sarjana atau magister, berkarakter kepemimpinan, profesional, nasionalisme, dan lain-lain,
mendapatkan izin dari atasan (bagi yang sedang bekerja), surat keterangan sehat, memiliki
bidang keilmuan sesuai dengan sasaran LPDP, menulis esai “Kontribusiku Bagi Indonesia:
kontribusi yang telah, sedang dan akan saya lakukan untuk masyarakat / lembaga / instansi /
profesi komunitas saya” dan “Sukses Terbesar dalam Hidupku”, membuat surat kelakuan baik
(SKCK), IPK diatas 3,00 (skala 4) bagi yang belum memiliki LoA, TOEF ITP>500 atau IELTS
6,0 (magister), TOEFL ITP>550 atau IETLS 6,5 (doktor), membuat proposal rencana penelitian
dan studi, bersedia menandatangani surat pernyataan yang menyatakan (1) bersedia kembali ke
Indonesia setelah selesai studi, (2) tidak sedang/akan menerima beasiswa dari sumber lain (3)
tidak terlibat tindakan melanggar hukum (4) tidak pernah terlibat tindakan melanggar kode etik
akademik (5) mengabdi kepada bangsa Indonesia (6) setia kepda NKRI (7) sanggup memenuhi
ketentuan beasiswa yang ditetapkan (8) menyampaikan data dan dokumen dengan benar.
Setelah mengetahui informasi persyaratan pendaftaran dengan lengkap, saya mulai
mempersiapkan satu-persatu persyaratan yang diperlukan. Saya mulai dengan persiapan TOEFL.
Untuk mendapatkan score TOEFL yang sesuai harapan saya mengikuti program kursus Bahasa
Inggris selama 3 bulan, dan alhamdulillah berhasil mencapai terget. Persiapan selanjutnya yaitu
menulis esai. Saya mulai menulis esai ketika dalam masa kursus bahasa Inggris, jadi disela-sela
waktu senggang kursus saya menulis dan sekalian belajar menulis dengan Bahasa Inggris. Esai
yang ditulis merupakan refleksi hasil perjalanan hidup saya selama ini, misalnya saya
menuliskan apa yang telah saya lakukan, apa yang sedang saya lakukan sekarang dalam waktu
dekat ini dan apa yang ingin saya lakukan kedepan dalam jangka waktu lama. Sedikit tips : (1)
tuliskan sesuatu yang realistis dan feasible sesuai dengan diri anda dan kondisi
lingkungan/negara anda, (2) tuliskan sesuatu yang “kekinian” untuk dipelajari dan memiliki nilai
penting untuk sekarang dan masa depan, (3) lakukan koreksi silang dengan orang lain, mungkin
saja ada yang kurang dan dapat diperbaiki. Selanjutnya adalah mengurus SKCK dan surat
keterangan sehat dari rumah sakit atau puskesmas pemerintah, saya rasa ini biasa saja hanya
jangan terlalu mendadak karena mengurusnya butuh waktu juga.
Setelah beberapa persyaratan penting sudah diselesaikan, saya mulai melakukan daftar
online dengan membuat account pada website LPDP. Isilah semua data yang dibutuhkan dan
juga unggah file sesuai dengan formatnya. File yang diunggah diantaranya (yang saya ingat) :
ijazah, transkrip nilai, score TOEFL, KTP, Surat rekomendasi, Surat ijin belajar (bagi yang
sedang bekerja), LoA (bagi yang sudah memiliki), rencana studi, surat pernyataan, skor
TPA/GRE dan 3 esai sebelumnya. Setelah pendaftaran online dan mengunggah berkas selesai
maka kita tinggal menunggu hasil seleksi administratif kurang lebih sekitar 1 bulan.
Tahap selanjutnya adalah eksekusi yaitu tahap wawancara dan Leaderless Group
Discussion (LGD). Setelah pengumuman seleksi administrasi keluar maka beberapa hari
kemudian akan dikirimkan jadwal seleksi wawancara. Dalam satu wilayah (misalnya saya di
Surabaya), seleksi wawancara dan LGD dilakukan selama 3 hari, jadi kita melihat nama kita ada
di hari keberapa. Hari pertama biasanya dilakukan verifikasi data dan absensi.
Seleksi wawancara yaitu seleksi kandidat penerima beasiswa dengan menjawab
pertanyaan dari 3 interviewers (2 dosen dan 1 psikolog). Intinya adalah bagaimana kita membuat
para interviewers yakin bahwa kita adalah kandidat yang layak dan kompeten di bidang yang
akan kita tuju. Untuk mempersiapkan seleksi wawancara yang saya lakukan yaitu latihan
wawancara baik dengan Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris.
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari 2 dosen seingat saya yaitu :
- Jelaskan tentang studi plan (dalam Bahasa Inggris)
- Ingin meneliti tentang apa? Kenapa tertarik meneliti hal tersebut?
- Kenapa memilih kuliah di UGM?
- Jelaskan tahapan penelitian yang akan dilakukan!
- Diskusi mengenai apa yang akan dihasilkan dalam penelitian tersebut
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari psikolog seingat saya yaitu:
- Apa rencana hidup ke depan setelah lulus?
- Kapan akan menikah?
- Ingin berkarir sebagai apa? Alasannya?
- Apa kelebihan dan kekurangan?
Sedangkan untuk LGD yang saya persiapkan yaitu membaca topik-topik populer saat itu
dan beberapa bulan ke belakang. Dalam satu wilayah seleksi akan dibentuk beberapa kelompok
yang terdiri dari 8-10 orang untuk menjadi satu kelompok LGD. Setiap kelompok LGD akan
diberikan sebuah topik yang akan dibahas selama 20 menit baik itu untuk memberikan
pandangan, saran, ataupun solusi konkrit yang dapat diterapkan. Dalam ruangan LGD akan
dijaga oleh 2 orang psikolog yang akan menilai jalannya diskusi. Prinsipnya berbicara efektif,
realistis dan feasible, jangan terlalu mendominasi ataupun terlalu pasif. Ketika itu Alhamdulillah
semua orang yang berada dalam kelompok saya diterima sebagai Awardee.
Setelah tahap eksekusi selanjutnya adalah tahap evaluasi diri. Karena saya sudah
memantapkan hati untuk keluar kerja dan ingin melanjutkan kuliah maka yang saya lakukan
yaitu tetap mancari informasi beasiswa lainnya yang masih terbuka, saat itu yang tersedia yaitu
beasiswa dari Australia AAS (Australia Award Scholarship) dan beasiswa dari Belanda. Satu hal
yang saya ingat saat itu ialah saya lebih banyak berdoa dan berharap jika memang Allah
mengijinkan saya berhasil maka saya ingin memanfaatkan kesempatan mendapat beasiswa
tersebut dengan sebaik-baiknya sebagai jalan menuju karir saya selanjutnya, dan jika saya gagal
saya yakin Allah tetap bersama saya dengan kesuksesan di jalan yang lain. Di manapun dan
kapanpun do the best for Allah.