Kunjungan ke Hatchery PT Central Agromina (CAM) Subang (18-10-2014)
Hatchery (penetasan) merupakan suatu instalasi/tempat di mana di dalamnya berlangsung proses perlakuan pada telur tetas hingga menjadi Day Old Chick (DOC).
Pada hari sabtu 18 Oktober saya berkesempatan melakukan kunjungan bersama ke Hatchery CAM Subang yang berlokasi di Pagaden Subang. Hatchery ini disebut-sebut sebagai salah satu hatchery terbesar dan moderen di Indonesia saat ini. Luas area hatchery ini sekitar 32 ha.
Baiklah mari kita mulai ceritanya
Pertama, sebelum memasuki hatchery kita harus melalui sistem biosecurity untuk mencegah masuknya materi hidup asing yang bersifat mengganggu/merusak proses penetasan telur. Biosecurity di sini melalui ruang shower untuk manusia dan UV Box untuk peralatan yang tidak tahan air. Shower room di sini lebih modern dari pada yang ada di farm. Ada 4 shower room untuk pria dan 1 shower shom untuk wanita.
Ketika akan memasuki shower room kita pencet tombol hijau yang ada di sebelah kiri pintu untuk menandakan shower room sedang digunakan. Lalu kita masuk ke ruang pertama, di sini kita melepas semua pakaian kita. Kemudian kita pencet tombol untuk membuka pintu ruangan ke dua. Di ruangan kedua ini kita mandi dengan larutan desinfektan yang keluar secara otomatis dari sprinkle. Setelah beberapa saat pintu akan otomatis terbuka untuk ke ruang ke tiga. Di ruangan ini kita mandi dengan air segar dan sabun kemudian mengenakan seragam yang telah ditentukan warnanya. Untuk visitor disediakan seragam berwarna hijau lengkap dengan penutup kepala dan masker. Setelah keluar dari shower room kita mengambil sepatu boot yang telah tersedia.
Di lobi ruang tunggu terdapat fasilitas audio visual yang berisi proses mulai biosekuriti, penanganan telur sampai packaging DOC. Berikut proses-proses yang terjadi pada telur di dalam hatchery secara singkat :
· Penerimaan telur dari farm unit parent stock
· Fumigasi telur
· Penyimpanan pada Holding Room
· Seleksi telur layak tetas dan grading ukuran telur
· Pre Heat (adaptasi suhu)
· Setter (pengeraman dalam ruangan)
· Transfering - dari proses pengeraman ke proses penetasan (hatcher)
· Pool Chick -pengumpulan DOC
· Packaging DOC
Tahap pertama ketika telur dari farm tiba di hatchery, telur-telur tersebut akan difumigasi dalam ruangan dengan volume 5x4x3 m. Bahan yang digunakan untuk fumigasi yaitu Forcent Fumigant atau bisa juga KMnO4 (PK) yang dicampur dengan formalin. Dosis yang digunakan yaitu
Proses kedua yaitu penyimpanan pada holding room dengan suhu 20 - 22°C dan kelembapan 80%. Penyimpanan normal selama 3 hari sedangkan paling lama 5 hari.
Proses ketiga yaitu seleksi telur dan grading ukuran telur. Seleksi telur bertujuan untuk menyeleksi telur-telur yang abnormal dan tidak dapat menetas. Telur-telur abnormal diantaranya :
· Kuning telur ganda
· Telur di dalam telur (kerabang ganda)
· Blood spot
· Telur kotor dan retak
· Telur dengan kerabang lunak/tipis/terlalu keras
· telur penceng/bentuk tidak teratur
· telur jumbo/mini
Grading telur bertujuan untuk meningkatkan uniformity (keseragaman) telur tetas sehingga diharapkan nantinya dapat menghasilkan DOC yang seragam. Karena keseragaman berat/ukuran DOC merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemeliharaan unggas. Selain itu keseragaman telur tetas akan mempengaruhi kerataan daya serap panas saat di ruang setter (pengeraman) sehingga dapat meningkatkan jumlah DOC yang berhasil menetas.
Dalam hal grade setiap perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda. Jika merujuk pada Standar Nasional Indonesia (SNI) maka berat DOC final stock minimal 37 gram atau 65% dari berat telur tetas dan harus bebas pullorum (berak kapur).
Di hatchery CAM Subang penanganan grading telur dari ruang holding dilakukan secara moderen melalui grading machine. Pada grading proses pertama yaitu meletakkan tray yang berisi telur ke trademill. Kemudian ada alat vakum untuk memindahkan telur dari tray ke trademill menuju ke mesin grading. Telur yang menuju mesin grading akan dipisahkan sesuai ukuran dan beratnya.
Telur-telur yang satu grade akan dipindahkan ke tray hitam (150 telur). Lalu tray hitam akan disusun secara otomatis. Telur-telur ini didiamkan sejenak (pre heat) untuk diadaptasikan suhunya sebelum akan dimasukkan ke ruang pengeraman (setter).
Proses selanjutnya adalah pemindahan ke kamar pengeraman (setter). Di hatchery CAM Subang ada 2 jenis/merk yaitu PassReform (kapasitas 19.200) dan Petersime (kapasitas 11.000) CMIIW. Kondisi yang diatur pada ruangan setter secara umum yaitu :
· Suhu = 97 - 99°F
· Kelembapan = 85-86%
· Letak kemiringan 45°
· Waktu pemutaran (turning) otomatis setiap 1-2 jam
· Lama waktu = 18 hari
· Aliran udara menggunakan blower (spek & kec. rpm tertentu)
Setelah berada dalam mesin setter selama 18 hari tahap selanjutnya yaitu transfering dari kamar setter ke kamar hatcher. Pada tahap transfer dilakukan seleksi telur yang dapat menetas dan tidak. Seleksi dapat dilakukan dengan metode candling atau menggunakan alat sensor. Cara kerja alat sensor di sini menggunakan infra merah untuk mengukur panas pada telur. Telur-telur yang fertil/dapat menetas memiliki suhu yang lebih tinggi dari telur infertil. Telur fertil dikumpulkan dalam tray yang menyerupai keranjang (tray hatcher) sedangkan telur infertil dikumpulkan ke tray kardus untuk diafkir atau dimanfaatkan sebagai bahan tambahan roti atau yang lainnya. Setelah terkumpul rak yang berisi tray hatcher siap dimasukkan ke dalam ruang hatcher. Pada ruang hatcher dilakukan setting lingkungan seperti pada ruang setter namun sedikit berbeda, diantaranya :
· Suhu = +0,2°F
· Waktu = 3 hari
· Kelembapan = 86-87%
Tahap selanjutnya yaitu pool chick. Dilakukan pemanenan DOC dari ruang hatcher. DOC diseleksi kembali. DOC yang abnormal diafkir sedangkan DOC yang sehat dan baik divaksin lalu dikemas dalam kardus dengan kode “Charoen Pokphand - 707”
Demikian perjalanan kita berakhir. Ternyata untuk menetaskan telur tidak sesimpel bayangan saya pada awalnya. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat atau menjadi gambaran bagi yang akan PKL atau diterima bekerja di hatchery..
Hatchery (penetasan) merupakan suatu instalasi/tempat di mana di dalamnya berlangsung proses perlakuan pada telur tetas hingga menjadi Day Old Chick (DOC).
Pada hari sabtu 18 Oktober saya berkesempatan melakukan kunjungan bersama ke Hatchery CAM Subang yang berlokasi di Pagaden Subang. Hatchery ini disebut-sebut sebagai salah satu hatchery terbesar dan moderen di Indonesia saat ini. Luas area hatchery ini sekitar 32 ha.
Baiklah mari kita mulai ceritanya
Pertama, sebelum memasuki hatchery kita harus melalui sistem biosecurity untuk mencegah masuknya materi hidup asing yang bersifat mengganggu/merusak proses penetasan telur. Biosecurity di sini melalui ruang shower untuk manusia dan UV Box untuk peralatan yang tidak tahan air. Shower room di sini lebih modern dari pada yang ada di farm. Ada 4 shower room untuk pria dan 1 shower shom untuk wanita.
Ketika akan memasuki shower room kita pencet tombol hijau yang ada di sebelah kiri pintu untuk menandakan shower room sedang digunakan. Lalu kita masuk ke ruang pertama, di sini kita melepas semua pakaian kita. Kemudian kita pencet tombol untuk membuka pintu ruangan ke dua. Di ruangan kedua ini kita mandi dengan larutan desinfektan yang keluar secara otomatis dari sprinkle. Setelah beberapa saat pintu akan otomatis terbuka untuk ke ruang ke tiga. Di ruangan ini kita mandi dengan air segar dan sabun kemudian mengenakan seragam yang telah ditentukan warnanya. Untuk visitor disediakan seragam berwarna hijau lengkap dengan penutup kepala dan masker. Setelah keluar dari shower room kita mengambil sepatu boot yang telah tersedia.
Di lobi ruang tunggu terdapat fasilitas audio visual yang berisi proses mulai biosekuriti, penanganan telur sampai packaging DOC. Berikut proses-proses yang terjadi pada telur di dalam hatchery secara singkat :
· Penerimaan telur dari farm unit parent stock
· Fumigasi telur
· Penyimpanan pada Holding Room
· Seleksi telur layak tetas dan grading ukuran telur
· Pre Heat (adaptasi suhu)
· Setter (pengeraman dalam ruangan)
· Transfering - dari proses pengeraman ke proses penetasan (hatcher)
· Pool Chick -pengumpulan DOC
· Packaging DOC
Tahap pertama ketika telur dari farm tiba di hatchery, telur-telur tersebut akan difumigasi dalam ruangan dengan volume 5x4x3 m. Bahan yang digunakan untuk fumigasi yaitu Forcent Fumigant atau bisa juga KMnO4 (PK) yang dicampur dengan formalin. Dosis yang digunakan yaitu
Proses kedua yaitu penyimpanan pada holding room dengan suhu 20 - 22°C dan kelembapan 80%. Penyimpanan normal selama 3 hari sedangkan paling lama 5 hari.
Proses ketiga yaitu seleksi telur dan grading ukuran telur. Seleksi telur bertujuan untuk menyeleksi telur-telur yang abnormal dan tidak dapat menetas. Telur-telur abnormal diantaranya :
· Kuning telur ganda
· Telur di dalam telur (kerabang ganda)
· Blood spot
· Telur kotor dan retak
· Telur dengan kerabang lunak/tipis/terlalu keras
· telur penceng/bentuk tidak teratur
· telur jumbo/mini
Grading telur bertujuan untuk meningkatkan uniformity (keseragaman) telur tetas sehingga diharapkan nantinya dapat menghasilkan DOC yang seragam. Karena keseragaman berat/ukuran DOC merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemeliharaan unggas. Selain itu keseragaman telur tetas akan mempengaruhi kerataan daya serap panas saat di ruang setter (pengeraman) sehingga dapat meningkatkan jumlah DOC yang berhasil menetas.
Dalam hal grade setiap perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda. Jika merujuk pada Standar Nasional Indonesia (SNI) maka berat DOC final stock minimal 37 gram atau 65% dari berat telur tetas dan harus bebas pullorum (berak kapur).
Di hatchery CAM Subang penanganan grading telur dari ruang holding dilakukan secara moderen melalui grading machine. Pada grading proses pertama yaitu meletakkan tray yang berisi telur ke trademill. Kemudian ada alat vakum untuk memindahkan telur dari tray ke trademill menuju ke mesin grading. Telur yang menuju mesin grading akan dipisahkan sesuai ukuran dan beratnya.
Telur-telur yang satu grade akan dipindahkan ke tray hitam (150 telur). Lalu tray hitam akan disusun secara otomatis. Telur-telur ini didiamkan sejenak (pre heat) untuk diadaptasikan suhunya sebelum akan dimasukkan ke ruang pengeraman (setter).
Proses selanjutnya adalah pemindahan ke kamar pengeraman (setter). Di hatchery CAM Subang ada 2 jenis/merk yaitu PassReform (kapasitas 19.200) dan Petersime (kapasitas 11.000) CMIIW. Kondisi yang diatur pada ruangan setter secara umum yaitu :
· Suhu = 97 - 99°F
· Kelembapan = 85-86%
· Letak kemiringan 45°
· Waktu pemutaran (turning) otomatis setiap 1-2 jam
· Lama waktu = 18 hari
· Aliran udara menggunakan blower (spek & kec. rpm tertentu)
Setelah berada dalam mesin setter selama 18 hari tahap selanjutnya yaitu transfering dari kamar setter ke kamar hatcher. Pada tahap transfer dilakukan seleksi telur yang dapat menetas dan tidak. Seleksi dapat dilakukan dengan metode candling atau menggunakan alat sensor. Cara kerja alat sensor di sini menggunakan infra merah untuk mengukur panas pada telur. Telur-telur yang fertil/dapat menetas memiliki suhu yang lebih tinggi dari telur infertil. Telur fertil dikumpulkan dalam tray yang menyerupai keranjang (tray hatcher) sedangkan telur infertil dikumpulkan ke tray kardus untuk diafkir atau dimanfaatkan sebagai bahan tambahan roti atau yang lainnya. Setelah terkumpul rak yang berisi tray hatcher siap dimasukkan ke dalam ruang hatcher. Pada ruang hatcher dilakukan setting lingkungan seperti pada ruang setter namun sedikit berbeda, diantaranya :
· Suhu = +0,2°F
· Waktu = 3 hari
· Kelembapan = 86-87%
Tahap selanjutnya yaitu pool chick. Dilakukan pemanenan DOC dari ruang hatcher. DOC diseleksi kembali. DOC yang abnormal diafkir sedangkan DOC yang sehat dan baik divaksin lalu dikemas dalam kardus dengan kode “Charoen Pokphand - 707”
Demikian perjalanan kita berakhir. Ternyata untuk menetaskan telur tidak sesimpel bayangan saya pada awalnya. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat atau menjadi gambaran bagi yang akan PKL atau diterima bekerja di hatchery..